Fourzia Yunisa

"Tumbuh dan menumbuhkan" .... filosofi dalam sebuah dunia pedidikan. Keberkahan ilmu adalah ketika ilmu tersebut tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri namun...

Selengkapnya
Navigasi Web
Seputar Kardus dan  'Attention Span'

Seputar Kardus dan 'Attention Span'

Study From Home (SFH), Saatnya guru mendampingi belajar anak sendiri...he...he..

Masa pandemi covid 19 ini membuat saya lebih banyak mengamati dan "mencocokkan" beberapa teori yang pernah saya pelajari dari membaca atau mengikuti workshop. Terakhir workshop yang saya ikuti adalah workshop nya mbak Ellen Kristi mengenai Metode Charlotte Mason tentang Habit of Attention. Salah satu pembahasan dalam workshop tersebut mengenai Attention Span atau lama waktu seseorang bisa fokus pada sebuah aktivitas.

Si bocah saya usia 5 tahun bisa berjam- jam main dengan kardus. Normalnya, attention span atau fokus usia dia untuk suatu hal atau pekerjaan sekitar 14 menit atau 15 menit. Untuk menghitung attention span bisa dirumuskan 2× usia anak. Attention span bisa lebih panjang apabila si bocah menikmati apa yang dia kerjakan dan tentu saja aktivitas pekerjaan itu ditentukan oleh mereka sendiri dan tdk perlu dengan beli mainan mainan mahal. Seringnya beli mainan mobil atau truk tapi sehari saja dah lewat tidak menarik lagi. Apa yg ada di rumah bisa digunakan untuk mainan, malah akan menambah kreativitas dan imajinasi mereka. Ga harus juga emak bikin ini bikin itu untuk mainan anak...entar yang tambah kreatif emaknya he..he..(sekaligus pembelaan diri karena ga bisa nak nik nak nik). Emak tinggal memastikan safety nya saja dan kapan mereka harus melakukan pekerjaan-pekerjaan utama seperti makan, mandi dan lain-lain.

Si bocah dapat Covid-19 HW kit dari sekolah sudah ludes dalam sehari. Daan...dia kembali ke kardusnya. Bapak si bocah sengaja membawakan kardus bekas dari tempat kerja yang kardusnya cukup gede. Sudah beberapa waktu lalu kardus ada di rumah dan ga pernah bosen eksplorasi benda ini. Kadang kardus sengaja di lempar dan meluncur dari tangga ke lantai bawah. Kadang jadi "kandang" atau tempat persembunyian kalau Si Bapak datang. Hal baru dari berbagi pengalaman ketika workshop "Habit of Attention" kemarin salah satunya adalah kadang ketika anak sedang menikmati dan eksplorasi serta belajar terbiasa lebih fokus terhadap satu hal, justru orang tua yang melatih memperpendek fokus mereka dengan meminta anak melakukan aktivitas yg lain yang dianggap orang tua "lebih penting" dan "lebih edukatif". Naaah....beware ya Maak...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post